Ada dua jenis utama semen: hidrolik dan non-hidrolik. Keduanya digunakan untuk membangun gedung, rumah, trotoar dan jembatan, dan untuk memperbaiki properti dan struktur. Ada beberapa perbedaan antara keduanya, termasuk bagaimana mereka dibuat dan berapa lama bagi mereka untuk mengeras. Faktanya, semen non-hidraulik lebih sedikit digunakan dalam konstruksi cepat saat ini karena waktu dan kondisi yang diperlukan untuk menyelesaikan penguatan.
Landasan pacu bandara terbuat dari semen hidrolik.Material
Beberapa perbedaan antara semen hidrolik dan non-hidrolik terletak pada bahan yang digunakan untuk membuatnya dan cara pembuatannya. Semen hidrolik adalah campuran dari batu kapur, tanah liat dan gypsum yang dibakar bersama di bawah suhu yang ekstrim. Bahan yang digunakan untuk membuat semen non-hidrolik termasuk kapur, plester gipsum, dan oksi klorida.
Mengeras
Perbedaan lain antara kedua semen adalah waktu yang dibutuhkan masing-masing untuk memperkuat. Semen hidraulik mulai mengeras secara instan dan dapat diselesaikan hanya dalam beberapa menit jika diterapkan pada area kecil, atau beberapa hari untuk proyek yang lebih besar. Semen non-hidrolik, di sisi lain, membutuhkan waktu lebih lama untuk mengeras, yang menunda penyelesaian proyek.
Kondisi kering
Perbedaan utama antara semen hidrolik dan non-hidrolik adalah proses pengerasannya. Semen hidrolik dapat mengeras saat bersentuhan dengan air. Semen non-hidrolik membutuhkan kondisi kering untuk menguat. Ini adalah keuntungan utama untuk semen hidrolik, karena proyek konstruksi yang menggunakan semen jenis ini diselesaikan dalam berbagai kondisi cuaca.
Pertimbangan
Semen non-hidrolik dibuat terlebih dahulu, tetapi keterbatasannya telah mendorong penggunaan semen hidrolik dalam industri konstruksi saat ini. Kemampuan semen hidraulik untuk mengeras bawah air telah menjadikannya jenis semen utama yang digunakan untuk jenis proyek tersebut. Semen hidraulik juga lebih disukai untuk pekerjaan perbaikan kecil seperti memasukkan lubang dan kebocoran di ruang bawah tanah.
