Efek Negatif dari Erosi Air

Pin
Send
Share
Send

Ketika air hujan turun itu menyebabkan erosi tanah atau air. Air hujan menyapu lapisan tanah atas, yang mengekspos lapisan di bawahnya ke unsur-unsur alami, dan meningkatkan pelepasan karbon dioksida. Ini adalah proses lambat yang berkembang seiring waktu dan tidak selalu berbahaya bagi ekosistem. Namun, prosesnya dapat terjadi dengan sangat cepat dan menimbulkan efek negatif pada berbagai aspek ekosistem.

Efek pada Tanaman

Ketika erosi tanah terjadi dengan cepat dan menghilangkan lapisan atas tanah, itu dapat memiliki efek buruk pada tanaman. Menurut Ekstensi Universitas Negeri Iowa, erosi tanah menyebabkan berkurangnya kapasitas air, yang mengurangi karbon dan nutrisi di dalam air, yang mengakibatkan penurunan produktivitas tanaman. Jumlah nutrisi yang mencapai tanaman dapat sangat berkurang. Ini khususnya merugikan petani, yang kehilangan produktivitas panen karena erosi air.

Banjir

Erosi air yang berat dapat menciptakan efek negatif bagi ekosistem seperti banjir, menurut World Wildlife Fund. Karena lapisan tanah yang hanyut tidak dapat menyerap air hujan, lokasi yang rentan terhadap banjir dapat melihat peningkatan yang sangat besar. Ini terlihat di perkebunan pisang, di mana ada kemampuan drainase yang terbatas, atau daerah dataran rendah. Banjir bisa sangat menghancurkan dan, dalam kasus yang parah, banjir menyapu jalan, bangunan, dan rumah.

Efek pada Satwa Liar

Dampak buruk erosi air pada akhirnya mengarah ke kehidupan liar. Karena tidak adanya tanah lapisan atas mengurangi kualitas air dan meningkatkan polutan, hewan, ikan dan ganggang dipengaruhi secara negatif. Menurut World Wildlife Fund, telah terjadi pengurangan jumlah ikan, kemungkinan besar disebabkan oleh erosi tanah dan limpasan pestisida. Tanah lapisan atas yang berlebihan dapat menyembunyikan daerah pembiakan ikan dan mencemari perairan hilir.

Efek pada Air

Erosi air tidak hanya berdampak pada tanah, tanaman, dan satwa liar, tetapi juga pasokan air itu sendiri. Ketika air hujan mengikis tanah, itu dapat menyebabkan masalah kualitas air berkurang. Setelah lapisan tanah yang tererosi mencapai sumber air, ia meningkatkan keberadaan nitrogen dan fosfor dalam air. Ini menghasilkan kadar oksigen air berkurang dan kualitas air berkurang. Kehadiran bahan kimia berbahaya, seperti pestisida di lapisan atas tanah, dapat mencapai sumber air seperti sungai, danau, dan lautan.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: Wapadai Tombong yang Keluar Akibat Tidak Menjaga Pantangan Setelah Melahirkan, Berikut Gejalanya (Mungkin 2024).