Perbedaan Antara Tanah Kohesif & Tidak Kohif

Pin
Send
Share
Send

Bagian dari proses untuk membangun bangunan atau jalan melibatkan menganalisis tanah di mana bangunan akan terjadi. Lingkungan tanah menyediakan fondasi fisik untuk bangunan atau jalan untuk berdiri selama bertahun-tahun. Aspek rekayasa komposisi tanah menguji perbedaan dalam tekstur, kekuatan, dan konsistensi yang membedakan tanah kohesif dari lingkungan tanah yang tidak kohesif.

Tanah kohesif dan non-kohesif berbeda dalam tekstur dan konsistensi.

Mekanika Tanah

Mekanika tanah, juga dikenal sebagai teknik geoteknik, melibatkan penggunaan tanah sebagai bahan rekayasa. Jalur studi ini memungkinkan para insinyur untuk mengidentifikasi lingkungan tanah yang cocok untuk keperluan konstruksi dan bangunan. Kemampuan tanah untuk memadatkan dan mempertahankan konsistensinya di bawah tekanan menentukan apakah tanah akan memberikan fondasi yang cocok untuk bangunan. Akibatnya, insinyur memeriksa karakteristik fisik lingkungan tanah sebagai bagian dari proses pra-perencanaan yang terlibat dengan proyek konstruksi. Akibatnya, perbedaan antara tanah kohesif dan non-kohesif memainkan peran penting dalam menentukan apakah area tertentu akan bekerja dengan rencana bangunan.

Perbedaan Tekstur

Perbedaan tekstur pada tanah dihasilkan dari jenis batuan yang membentuk area tertentu. Seiring waktu, efek cuaca dan erosi air memecah batu yang sudah ada menjadi partikel tanah. Perbedaan tekstur muncul dalam bentuk, ukuran dan susunan partikel yang membentuk tanah. Ada atau tidak adanya tanah liat atau partikel halus menentukan kualitas kohesif yang ditemukan dalam lingkungan tanah. Akibatnya, tanah liat dan bahan partikel halus bertindak sebagai agen pengikat yang menyatukan tanah. Jadi lingkungan tanah yang tidak kohesif mengandung sedikit atau tidak ada partikel halus atau tanah liat sementara tanah kohesif mengandung jumlah tinggi dari tanah liat dan partikel halus.

Perbedaan Pemadatan

Kemampuan tanah untuk memadatkan hubungannya dengan ukuran partikelnya dan jumlah tanah liat yang ada dalam sampel. Sebagai bahan, tanah liat cenderung mudah menyerap air jika dibandingkan dengan bahan jenis pasir. Faktor penyerapan ini meningkatkan kapasitas tanah untuk memadat menjadi cetakan. Insinyur geoteknik dapat menganalisis sampel tanah untuk mengukur plastisitasnya, atau seberapa baik cetakannya bersama-sama. Jadi perbedaan antara tanah kohesif dan non-kohesif muncul sebagai sifat plastisitas tinggi versus rendah dengan tanah kohesif yang memiliki skor lebih tinggi. Efeknya, semakin tinggi sifat plastisitas tanah, semakin besar kemungkinannya akan menahan bentuknya saat mengalami penambahan berat atau tekanan.

Perbedaan Konsistensi

Tanah non-kohesif terdiri dari partikel tanah berukuran besar atau tidak beraturan dengan sedikit kandungan tanah liat. Akibatnya, tanah ini cenderung bergeser atau berubah dalam konsistensi di bawah kondisi lingkungan yang berbeda. Kondisi hujan dan angin menyebabkan material air dan udara bergerak masuk dan keluar dari tanah. Kondisi ini menciptakan ruang di antara partikel-partikel tanah. Dalam hal penyerapan air, partikel tanah besar dengan sifat kohesif rendah cenderung berubah bentuk dan konsistensi saat air menguap. Dengan tanah yang kohesif, tanah liat dan material tertentu mempertahankan kapasitas pengikatan tertentu yang berfungsi untuk mempertahankan bentuk dan konsistensi tanah.

Pin
Send
Share
Send

Tonton videonya: Menghitung Batas Lekat Tanah praktikum geografi tanah (Mungkin 2024).